Minggu, 17 Maret 2013

Sebab-akibat Kericuhan Demo

               Ada sebab, pasti ada akibat. Iya, kan? Contohnya saja, baju dibuat itu juga karena ada sebab yang melatar belakangi. Seperti untuk menutupi aurat, melindungi diri dari suhu udara yang panas ataupun dingin, dan sebagainya. Postingan saya kali ini tentang sebab-akibat demo/unjuk rasa.
                Apa sih, demo itu? Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, demonstrasi/unjuk rasa adalah sebuah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang di hadapan umum. Unjuk rasa biasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut atau penentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak atau dapat pula dilakukan sebagai sebuah upaya penekanan secara politik oleh kepentinga kelompok.
                Sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), demonstrasi berarti pernyataan protes yang dikemukakan secara massal. Jadi, kalau disimpulkan demo itu berarti sekumpulan orang yang protes di muka umum agar supaya apa yang mereka lakukan dilihat banyak orang dan diapresiasi oleh mereka.
                Is that so??

Jujur saja, postingan saya kali ini terinspirasi oleh kekesalan saya terhadap sekumpulan mahasiswa yang melakukan demo yang menuntut revolusi di depan kantor DPRD kota Makassar di jalan poros A.P. Pettarani, jalan yang setiap hari saya lalui pulang dan pergi ke sekolah. Demo pada hari itu membuat saya sangat kesal, kenapa? Mereka membuat jalanan macet parah dan membakar banyak ban bekas disaat cuaca di kota Makassar sangat panas! Makin kesal lagi ketika melihat ban bekas yang dibakar itu membuat tanaman di sekitarnya berubah warna menjadi kehitaman karena asap pembakarannya yang hitam mengepul itu.


                Demonstrasi hampir selalu diwarnai dengan kericuhan. Dan menurut saya, menutup jalan dan membakar ban bekas termasuk kericuhan. Nah loh? Iya lah, soalnya pengguna jalan pun menjadi kesal dan memaki-maki para demonstran. Itu termasuk ricuh, loh :p Oke, oke back to the topic. Kericuhan saat dilakukannya demonstrasi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1.       Demonstran yang merasa bahwa mereka paling benar, dan wajib hukumnya dituruti.
Coba lihat, demonstran selalu berteriak menggunakan toa (semacam pengeras suara) saat mengeluarkan aspirasi mereka. Tahu kenapa? Itu supaya aspirasi mereka di dengar dan para pendengar aspirasi itu harus menyetujuinya. Yang kedua, mereka berpikir bahwa apa yang mereka lakukan telah mewakili suara hati rakyat/kelompok yang ia bela. Padahal? Absolutely, not!! Kesimpulannya, para demonstran itu memaksakan pendapat untuk disetujui. Kalau nggak?  Endingnya ricuh.
2.       Cuaca panas dan sesak yang menyulut emosi demonstran.
Setuju gak sih, kalo cuaca panas trus desak-desakan ditambah lagi dengan lapar yang melanda itu bawaannya emosi mulu? Nah sama kayak para demonstran ini. Bukan para demonstran aja sih ya, polisi yang mengamankan juga pasti ngerasa gitu jadinya deh kericuhan tak dapat terhindarkan lagi.
3.       Kericuhan sudah direncanakan sejak awal.
Sebelum berdemo, kericuhan ini sudah direncanakan oleh para demonstran. Alasan yang satu ini menurutku childish banget. Apalagi mengingat para demonstran yang biasanya mahasiswa atau para buruh yang pasti bisa bersikap dewasa.

Nah, yang diatas itu baru saja penyebab kericuhan pada aksi demonstrasi. Lalu, apa akibatnya?
1.            Penutupan jalan yang mengakibatkan kemacetan.
Yang ini paling menjengkelkan. Apalagi kalau cuaca panas, waduh rasanya ingin melempari para demonstran itu dengan batu kerikil! Haha, bercanda. Para demonstran biasa menutup jalan dimana mereka berorasi yang mengakibatkan pengalihan kendaraan dan of course, kemacetan tidak dapat dihindari.
2.            Membakar ban bekas yang menyebabkan polusi udara.
Ini juga paling menjengkelkan, bahkan menurut saya inilah aksi yang paling childish. Pertama, apa gunanya para demonstran membakar ban bekas? Selain menambah polusi udara, ban yang telah dibakar akan membekas di jalan. Dan yang paling lucu adalah, mereka yang menyebabkan polusi udara, mereka pula yang berteriak mengampanyekan “Save Our Earth”. Mereka yang menyebabkan polusi udara, mereka pula yang mengeluh kepanasan. How silly you are, man.
3.            Ada pihak yang dirugikan.
Ini tidak menjengkelkan menurut saya, tapi tergolong lucu. Terutama ketika para demonstran lapar dan menyerang restoran cepat saji dan meminta makanan. Setelah mereka mendapatkan makanan, mereka kembali berdemonstrasi. Dan restoran cepat saji itu pasti menderita kerugian yang sangat besar.

                Nah, kesimpulan dari postingan saya kali ini adalah jika anda hendak berdemonstrasi, silakan saja. Asal jangan sampai bertindak anarkis hingga menyebabkan orang lain merasa dirugikan. Berdemonstrasi lah dengan baik, jangan gampang tersulut emosi. Over all, thanks for reading. Semoga postingan ini bermanfaat, ya :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar