Pacaran. Membahas topik yang
satu ini memang tidak pernah ada habisnya. Perbedaan pendapat selalu menjadi
bumbu ketika membahas masalah yang satu ini. Ada yang setuju dan tidak setuju,
ada yang pernah dan tidak pernah, dan lainnya. Pacaran memang selalu menjadi topik
yang tidak pernah basi pada zaman sekarang. Kenapa? Kata banyak orang sih,
pacaran itu tidak memandang usia, status pekerjaan, kaya atau miskin dan
lainnya.
Terkadang, berpacaran sering
disamakan dengan ta’aruf. Lho memangnya itu sama? Jawabannya tidak. Dari segi
pengartiannya saja sudah salah. Pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari juga
sangatlah berbeda. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata “PACAR”
berarti kekasih atau lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan
cinta kasih. Jika dicerna kata demi kata, berarti pacaran itu adalah suatu
kegiatan yang kerjaannya cuman cinta-cintaan, kasih-kasihan, sayang-sayangan,
dsb. Iya tidak?
Nah sedangkan ta’aruf sendiri
berasal dari kata ‘arofa yang ditambah dengan huruf ta sehingga menjadi ta’arofa
yang artinya kenal dan masdar dari ta’arofa adalah ta’arrufan/ta’aruf yang
artinya perkenalan. Jadi, ta’aruf itu adalah proses saling mengenal satu-sama
lain agar bisa mengetahui calon pasangan (yang akan dijadikan suami/istri)
lebih dalam lagi.
Bicara
tentang pacaran, tentu tidak lepas dengan namanya cinta. Cinta itu luar biasa
sekali lho, readers! Kita bisa memperjuangkan sesuatu mati-matian karena
besarnya cinta kita. Hasrat ingin menjaga dan melindunginya pasti ada. Mungkin
kalimat ini sering terdengar, jika darah yang mengalir dalam tubuh kita adalah
cinta kedua orang tua. Apa itu cinta? Cinta adalah rasa kasih sayang, rasa
memiliki, rasa rindu, rasa menjaga, dan lainnya.
Ada
yang mengatakan bahwa cinta itu buta dan jalan menuju cinta itu pun gelap. Ungkapan
itu benar adanya. Cinta bisa membuat seseorang melanggar apa yang dilarang.
Menghalalkan apa yang diharamkan. Istilah kerennya, semua karena cinta. Tapi
kalau menurut saya pribadi sih, itu tergantung orang yang mendefinisikan cinta
itu dalam konteks positif atau negatif.
Dari
sisi positif, pacaran bisa membuat seseorang merasa termotivasi untuk bisa
meraih apa yang belum diraih sebelumnya. Merasa nyaman, karena ada seseorang
yang menyupport ketika dirundung masalah, dan lainnya. Dari sisi negatif
sendiri, pacaran identik dengan pelukan, ciuman, bahkan ada yang sampai
berhubungan intim (hingga perempuan mendapat gelar MBA/Marry By Accident).
Jadi
kalau orang islam berpacaran gimana?
Jawaban
saya adalah, selama tidak melanggar hal-hal yang dilarang oleh Allah itu adalah
sah-sah saja. Rasulullah SAW bersabda: “Jauhilah prasangka, maka
sesungguhnya prasangka itu perkataan yang paling bohong.” (H.R. Mutaffakun’alaih).
Lalu kenapa pacaran dalam islam itu dipertanyakan?
Islam
memudahkan umatnya untuk beribadah melalui intisari dalam Al-Qur’an yang sangat
sesuai dengan perkembangan zaman. Jangan mempersulit diri. Yang diharamkan
bukan pacaran, melainkan berkhalwat dan berikhtilat. Berkhalwat dan berikhtilat
ialah berdua-duaan di tempat yang sepi. Bisa jadi seperti rumah kosong atau
semacamnya, karena syaitan selalu menggoda. Yang dihindari oleh islam adalah
supaya tidak terjadi hal-hal yang dilarang oleh agama, khususnya berzina.
Allah
SWT berfirman: “Dan janganlah mendekati perzinahan, sesungguhnya zina itu
perbuatan keji dan perbuatan yang jelek.” Al-Israa: 32.
Ada
banyak jenis zinam Rasulullah SAW bersabda: “Tiap wanita yang
berharum-harum, kemudian keluar melalui suatu kaum supaya tercium bau harumnya
pada kaum itu, maka ia telah berzina, dan tiap-tiap mata yang melihat itu zina.”
– H.R Ahmad, Attabrani, Albaihaqi, Alhakim
Zina
mata itu sengaja melihat. Zina tangan berarti menyentuh seseorang yang bukan
muhrimnya.
Terus
kalau cuman ngobrol doang gimana? Trus kalau kita jabat tangan gimana?
Pandangan
yang dikategorikan zina itu adalah pandangan yang dilandasi syahwat (nafsu),
sedangkan berjabat tangan telah ditoleransi pada zaman sekarang. Yang dikategorikan
zina itu ketika berpegangan tangan mesra.
Guys,
islam tidak pernah melarang kita bergaul karena pergaulan juga bisa bermanfaat.
Contohnya bisa menambah teman, pengalaman, bahkan ilmu. Jadi jangan pandang
islam sebagai agama yang aturannya banyak, ya! :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar