Kamis, 23 Mei 2013

Pacaran dalam Islam. Haramkah?



Pacaran. Membahas topik yang satu ini memang tidak pernah ada habisnya. Perbedaan pendapat selalu menjadi bumbu ketika membahas masalah yang satu ini. Ada yang setuju dan tidak setuju, ada yang pernah dan tidak pernah, dan lainnya. Pacaran memang selalu menjadi topik yang tidak pernah basi pada zaman sekarang. Kenapa? Kata banyak orang sih, pacaran itu tidak memandang usia, status pekerjaan, kaya atau miskin dan lainnya.
                Terkadang, berpacaran sering disamakan dengan ta’aruf. Lho memangnya itu sama? Jawabannya tidak. Dari segi pengartiannya saja sudah salah. Pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari juga sangatlah berbeda. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata “PACAR” berarti kekasih atau lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih. Jika dicerna kata demi kata, berarti pacaran itu adalah suatu kegiatan yang kerjaannya cuman cinta-cintaan, kasih-kasihan, sayang-sayangan, dsb. Iya tidak?
                Nah sedangkan ta’aruf sendiri berasal dari kata ‘arofa yang ditambah dengan huruf ta sehingga menjadi ta’arofa yang artinya kenal dan masdar dari ta’arofa adalah ta’arrufan/ta’aruf yang artinya perkenalan. Jadi, ta’aruf itu adalah proses saling mengenal satu-sama lain agar bisa mengetahui calon pasangan (yang akan dijadikan suami/istri) lebih dalam lagi.

Bicara tentang pacaran, tentu tidak lepas dengan namanya cinta. Cinta itu luar biasa sekali lho, readers! Kita bisa memperjuangkan sesuatu mati-matian karena besarnya cinta kita. Hasrat ingin menjaga dan melindunginya pasti ada. Mungkin kalimat ini sering terdengar, jika darah yang mengalir dalam tubuh kita adalah cinta kedua orang tua. Apa itu cinta? Cinta adalah rasa kasih sayang, rasa memiliki, rasa rindu, rasa menjaga, dan lainnya.
Ada yang mengatakan bahwa cinta itu buta dan jalan menuju cinta itu pun gelap. Ungkapan itu benar adanya. Cinta bisa membuat seseorang melanggar apa yang dilarang. Menghalalkan apa yang diharamkan. Istilah kerennya, semua karena cinta. Tapi kalau menurut saya pribadi sih, itu tergantung orang yang mendefinisikan cinta itu dalam konteks positif atau negatif.
Dari sisi positif, pacaran bisa membuat seseorang merasa termotivasi untuk bisa meraih apa yang belum diraih sebelumnya. Merasa nyaman, karena ada seseorang yang menyupport ketika dirundung masalah, dan lainnya. Dari sisi negatif sendiri, pacaran identik dengan pelukan, ciuman, bahkan ada yang sampai berhubungan intim (hingga perempuan mendapat gelar MBA/Marry By Accident).
Jadi kalau orang islam berpacaran gimana?
Jawaban saya adalah, selama tidak melanggar hal-hal yang dilarang oleh Allah itu adalah sah-sah saja. Rasulullah SAW bersabda: “Jauhilah prasangka, maka sesungguhnya prasangka itu perkataan yang paling bohong.” (H.R. Mutaffakun’alaih). Lalu kenapa pacaran dalam islam itu dipertanyakan?

Islam memudahkan umatnya untuk beribadah melalui intisari dalam Al-Qur’an yang sangat sesuai dengan perkembangan zaman. Jangan mempersulit diri. Yang diharamkan bukan pacaran, melainkan berkhalwat dan berikhtilat. Berkhalwat dan berikhtilat ialah berdua-duaan di tempat yang sepi. Bisa jadi seperti rumah kosong atau semacamnya, karena syaitan selalu menggoda. Yang dihindari oleh islam adalah supaya tidak terjadi hal-hal yang dilarang oleh agama, khususnya berzina.
Allah SWT berfirman: “Dan janganlah mendekati perzinahan, sesungguhnya zina itu perbuatan keji dan perbuatan yang jelek.” Al-Israa: 32.
Ada banyak jenis zinam Rasulullah SAW bersabda: “Tiap wanita yang berharum-harum, kemudian keluar melalui suatu kaum supaya tercium bau harumnya pada kaum itu, maka ia telah berzina, dan tiap-tiap mata yang melihat itu zina.” – H.R Ahmad, Attabrani, Albaihaqi, Alhakim
Zina mata itu sengaja melihat. Zina tangan berarti menyentuh seseorang yang bukan muhrimnya.
Terus kalau cuman ngobrol doang gimana? Trus kalau kita jabat tangan gimana?
Pandangan yang dikategorikan zina itu adalah pandangan yang dilandasi syahwat (nafsu), sedangkan berjabat tangan telah ditoleransi pada zaman sekarang. Yang dikategorikan zina itu ketika berpegangan tangan mesra.
Guys, islam tidak pernah melarang kita bergaul karena pergaulan juga bisa bermanfaat. Contohnya bisa menambah teman, pengalaman, bahkan ilmu. Jadi jangan pandang islam sebagai agama yang aturannya banyak, ya! :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar